Jumat, 17 November 2023

GAMPANG CUAN

Film yang bercerita tentang kerasnya hidup di kota, namun dibawakan secara komedi oleh Vino Sebastian, Anya Geraldine, Alzi Markers, Mariam Bellina, dan banyak aktor pendukung lainnya.

Gampang Cuan yang disutradarai oleh Rahabi Mandra menurut saya sampai message-nya dengan baik, dimana generasi muda saat ini perlu mengetahui jenis-jenis investasi dan ini terdeliver dengan baik tanpa penonton merasa digurui.

Kekuatan film ini memang ada di Vino dan Anya yang saya rasa keluar dari zona nyamannya sebagai gadis cantik yang dipuja-puja, atau penempel pemeran utama.

Bercerita tentang Sultan (Vino) yang merantau ke Jakarta dan selalu memamerkan kesuksesan ke keluarganya. hal itu menyebabkan Bilqis (Anya) adiknya menyusul...tapi apa dikata, hal tersebut semua palsu dan akhirnya membuat Bilqis kecewa, ditambah pula hutang keluarga menumpuk.



Kakak beradik ini lalu mencoba segala cara untuk mencari uang, sampailah bertemu dengan Evan seorang pialang saham yang memberi kesempatan mereka untuk mendapatkan duit instan dengan cara jual beli saham.

Segala cara dilakukan agar mengetahui saham mana yang tepat untuk dibeli dan dijual, namun yang namanya investasi, pasti tidak bisa instan...

Film ini seolah memberi pelajaran, bahwa bermain saham walaupun sekarang dipermudah dengan aplikasi, juga perlu ada ilmunya, begitu juga investasi investasi keuangan yang dijabarkan tipis tipis di akhir film, membuat film ini sepertinya ditujukan untuk para generasi muda dan masyarakat pada umumnya agar tidak mudah tergiur investasi duit cepat apalagi investasi bodong.

Melihat Anya disini seolah dia melepas image cantiknya dan serius berperan apalagi hasilnya dengan lawan main Vino ini membuat cerita makin hidup dan unsur komedinya pun tergolong fresh.

Memorable scene di film ini adalah ketika Sultan dan Bilqis berkhayal di atas kasur Palembang ketika mereka punya uang.

Gampang Cuan film komedi segar yang enak untuk di tonton bersama keluarga.

Minggu, 05 November 2023

Budi Pekerti (2023)

Suatu kehormatan film Indonesia yang berjudul Budi Pekerti, diberi kesempatan tayang perdana di Festival Film Toronto dan mendapatkan standing applause selama 2 menit di akhir film. Di Indonesia sendiri, film ini mendapatkan 17 Nominasi FFI 2023.

Film yang disutradarai dan ditulis oleh Wregas Bhanuteja mungkin nama yang asing bagi para penonton film biasa, seorang pemuda berbakat yang semua hasil karyanya hampir memenangkan piala dan very famous di kalangan senias film Indonesia. Salah satu karya yang bisa kita nikmati di Netflix adalah Penyalin Cahaya, di film Pencalin Cahaya pun dia mendapat sebagai sutradara terbaik.

Budi Pekerti bercerita tentang seorang guru BK (Bimbingan Konseling), Bu Prani (Ine) yang menegur seseorang karena menerobos antrian di pasar untuk membeli kue putu, perselisihan itu terekam oleh pengunjung lain, terupload ke social media dan di edit sehingga menimbulkan salah persepsi.

Video terupload itu memojokan Bu Prani yang sedang menanjak karirnya di sekolah dan disayangi oleh murid-muridnya, berimbas juga terhadap anak-anaknya Muklas (Angga) yang seorang selebgram, Tita (Prilly) anggota band musik indie yang selalu menyuarakan anti kemapanan, serta Pak Didit suami Bu Prani, yang mengalami bipolar akibat usahanya yang selalu belum berhasil.



Cerita kekinian yang sering dialami bagi kita pelaku dan penikmat sosial media, dimana ada orang tertangkap kamera karena marah-marah, langsung di upload tanpa izin dan klarifikasi ataupun menampilkan secara keseluruhan. benar atau salah sudah bukan suatu tuntutan ketika video viral, karena para komentator/netizen lah yang akan menggiring bahwa video tersebut salah ataupun benar.

Film ini bercerita dengan baik dan membuat penonton langsung merefleksikan diri, bahwa komentar/judgement tanpa mengetahui masalah secara keseluruhan itu bisa membuat efek berlarut-larut dan bahkan seumur hidup.

Ine Febriyanti bermain maksimal banget menjadi seorang ibu, seorang guru, seorang istri, seorang pemberi nafkah keluarga, seorang yang di-bully, seorang yg disanjung, dan seorang yang sebenarnya ingin biasa saja tanpa ada hingar bingar keviralan. Akting yang ditunjukan dengan tatapan dan mimik wajahnya..menggambarkan kesemua itu.

Hebat banget, Film Indonesia bisa sehebat ini...jadi semakin optimis dan kita sebagai penikmat film bisa mensupportnya dengan menonton di bioskop.

Dari beberapa pengakuan para cast, kehebatan Wregas adalah dia tau apa yang dia mau dan bisa mengarahkan para cast dengan baik tanpa meminta/menyuruh. Kata-kata dan perbuatan memang lebih magis dari apapun. sesuatu yang tidak bisa dimiliki oleh teknologi.

trailer

Kamis, 02 November 2023

GADIS KRETEK...Bukan sekedar rokok

Bayangkan pemeran seperti ini dalam 1 film: Dian sastro, Ario Bayu, Arya Saloka, Putri Marino, Ibnu Jamil, Sheila Dara, Tissa Biani, Nungki Kusumastuti, Ine Febriyanti, Rukman Rosadi, Tutie Kirana, Winky Wirawan, Dimas Aditya, sampa Verdy Soelaiman,

Super star semua, dan yang bikin enak adalah film ini dalam bentuk 5 episode, sehingga cerita bisa lebih menyeluruh, dan pemeran-pemeran di atas bisa memberikan peforma yang maksimal tanpa saling tumpang tindih.

Gadis Kretek terinspirasi dari Novel dengan judul yang sama karangan Ratih Kumala, bercerita tentang Soeraja (Ario) seorang pebisnis rokok sukses yang sudah tua dan sakit-sakitan, ingin bertemu dengan pujaan hatinya Dasiyah (Dian), putri pertama dari Pak Idroes (Rukman) yang sangat ahli dalam meracik saus rokok kretek. Film ini terdiri dari dua zaman yang saling mengisi di tiap episode, dimana era modern dan era awal-awal kemerdekaan Indonesia.

LUAR BIASAAA, sineas Indonesia emang sudah selayaknya kita hargai dari hasil karyanya, film yang kereeen banget dan banyak jempol untuk Gadis Kretek, sebuah film drama yang berisi tentang budaya jawa, perjalanan rokok kretek di Indonesia, politik tahun 65, dan kisah cinta antara Soeraja dengan Dasiyah yang menarik untuk disaksikan sampai dengan habis. Tanpa menye-menye, namun bisa membuat kita terharu dan meneteskan air mata bak sehabis menonton film drakor.



Jempol banyak juga layak diberikan kepada sutradara duet pasangan suami istri Kamila Andiri dan Ifa Isfansyah. Bisa mengatur ritme dengan baik, dan membuat semua pemeran begitu menonjol sesuai porsi masing-masing peran. Semua berperan dengan baik, tapi kalaupun diharuskan memilih salah satu, Dian Sastro lah juaranya.... gestur dan muka tanpa senyumnya sepanjang film mendeskripsikan siapa itu Jeng Yah, wanita kuat yang dihormati namun rapuh dan terpenjara hati selama hidupnya.

Gak ngerti mau bicara apalagi, ini film yang wajib ditonton di weekend ini...dan kalian pasti akan merasakan manisnya setiap hisapan rokok buatan Jeng Yah.